Inovasi Kreatif, Kampung Cempaka Bukit Kecil Beralih Jadi Kampung Sayur Berprestasi

Berita Baru, Palembang – Jalan Cempaka RT 17, Kelurahan 26 Ilir Kecamatan Bukit Kecil kini mempunyai julukan baru yaitu kampung sayur, bahkan sudah menjadi destinasi baru sebagai kampung kreatif yang sarat akan prestasi. Kampung yang dulunya kotor dan penuh oleh sampah ini menjadi penuh warna dan sejuk sebab ditanami oleh sayuran dengan metode hidroponik.

Diawali oleh Sertu Kom Rudi Harsam anggota pangkalan TNI Angkatan Laut (AL) Palembang (Lanal) yang memang hobi merawat tanaman, akhirnya mengajak Ketua RT dan warga untuk gotong royong untuk mulai membangun kampung sayur, langkah awal yang dilakukan adalah mengambil sampah-sampah botol bekas lalu kemudian dicat dan dijadikan pot, hidroponik dan sebagainya.

“Jadi saya berpikir bagaimana caranya mengajak pak RT dan warga  untuk gotong royong dan mulai saya melihat banyaknya botol-botol plastik, akhirnya muncul pemikiran untuk memanfaatkan botol-botol tersebut. Akhirya berpikir untuk membuat media tanam dari bahan tersebut,” ujarnya (16/06).

Kegiatan yang niat awalnya hanya untuk kebersihan kampung saja tak disangka viral di sosial media, bahkan pada tahun 2020 berhasil menjadi juara 3 lomba dari Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Palembang.

“Jadi asalnya itu tidak ada Cuma awalnya  untuk kebersihan tempat tersebut. Dan kebetulan saya bisa melukis jadi dilukislah yang bagus-bagus, nah mulai warga ikut menanam dan kegiatan lainnya. Dan ternyata viral kegiatan ini tanpa disengaja,” jelas Rudi.

Kemenangan ini juga membawa kabar baik untuk Kampung Sayur, mulai dari bantuan untuk memperbaiki jalan dengan cara dikeramik, bantuan pembuatan taman dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan pengecatan rumah warga oleh Pegadaian yang semuanya dilakukan pada awal tahun 2020 sebelum pandemi. Akhirnya, Kampung Sayur sabet Juara Harapan I pada tahun yang sama saat Lomba Kampung Kreatif oleh Pemerintah Kota Palembang.

Saat ini, bukan hanya RT 17 saja yang menjadi lokasi Kampung Sayur, tetapi diperluas hingga ke RT 16. Warga Kampung Sayur ini menanam beberapa jenis sayuran, mulai dari kangkung, terong, pakcoy.

Rudi juga mencanangkan gerakan satu rumah satu tumbuhan, namun saat pandemic harapannya pun pupus.

“Namun, saya pribadi tidak berhenti menanam, karena saat pandemic, saya justru lebih sering di rumah dan lebih semangat. Ini juga menjadi cikalbakal kampung sayur ini, pandemi ini seperti berkah. Sayurnya membeli bibit sendiri hasil dari belajar di Internet,” ujarnya.

Hasil dari sayuran yang ditanamnya kini sudah langanan tetap di salah satu situs online komersil sayuran. Diambil tiap pagi, sakarang ia sedang mengembangkan bayam brazil karena tumbuhnya lebih mudah.

Rudi juga berpesan, sebagai pemuda, tetap harus berkarya dulu jangan menandah. Insyaallah kalau kosisten pasti akan tetap mendapatkan hasilnya dan yang pasti bermanfaat untuk sekeliling.