Wasiat Imam Besar Masjid Agung Palembang Sebelum Wafat
Berita baru, Palembang – KH. Nawawi Dencik Al-Hafidz (62) hari ini dikebumikan di Pondok Pesantren (Ponpes) Ahlul Qur’an yang merupakan pesantren miliknya, almarhum (Alm) tiba di Palembang sekitar pukul 06.30. Alm berangkat dari kediaman mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie di Jakarta dan langsung dibawa ke Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo Palembang, senin (28/06)
Sebelum meninggal Alm mendapat perawatan di RSPAD Jakarta selama 5 hari, Alm juga berwasiat agar di kebumikan di Ponpes Ahlul Qur’an yang telah melahirkan puluhan penghafal Al-Qur’an.
Ustd H.Junaidi Azhari Al-Hafidz (54) yang merupakan santri angkatan pertama KH. Nawawi, menceritakan kisahnya bersama Alm, beliau bertutur pertama kali mengaji di kediaman Alm, di basuki rahmat masjid Al-Burhan tahun 1998. Satri pertama Alm diantaranya Habibi, Alfian, Yazid, Ustd Fadil Ridwan, Khusnul Khatimah dan Minta Fadridoti
Begitu tiba di Ponpes Ahlul Qur’an jenazah kembali dishalatkan. Prosesi pemakaman diiringi haru yang tak terhingga, Rasa duka tak mampu dibendung tampak dari semua mata yang ikut menyemayamkan.
Sementara itu seorang alumni Ponpes Ahlul Qur’an Rendi (25), menceritakan ada beberapa wasiat dan cita-cita Alm semasa hidup, wasiat Alm ingin di makamkan di Ponpes agar bisa selalu di do’akan oleh para santri, Alm selalu ingin mendidik ratusan penghapal al-qur’an
Semasa hidup Alm selalu menjadi panutan para santri karena Alm selalu memberikan nasehat dari hati. Dari nasehatnya banyak yang termotivasi untuk menjadi penghapal al-qur’an. Rendi dengan mata yang berkaca-kaca mengungkapkan kenginannya untuk terus memeluk Alm.
“Keinginan selalu ingin meluk kyai, beliau dimakamkan supaya terus diingat oleh santri,”ungkapnya.