
Bubur Suro, Bubur Legedendaris Khas Palembang
Berita Baru, Palembang – Bubur suro, makanan khas bulan suci ramadhan yang disajikan di Masjid Al-Mahmudiyah (Suro), Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang, Sumatera Selatan. Bubur ini dibagikan secara gratis sebagai hidangan berbuka puasa.
Pengurus harian masjid Al-Mahmudiyah Soleh Solihin mengatakan, pembagian bubur Suro ini merupakan tradisi turun temurun sejak tahun 1834 hingga kini. Biasanya bubur akan diberikan kepada masyarakat sekitar dan jama’ah masjid. Bubur ini dinamakan bubur Suro sebab pada awalnya bubur ini dibuat untuk peringatan malam asyura setiap tanggal 10 muharram.
“Sejak dulu, Ki Haji Abdurrahman Delamat pendiri masjid suro ini selalu menyajikan bubur suro untuk berbuka puasa sebagai bentuk sedekah,” katanya saat diwawancarai, Jum’at (23/04/2021).
Soleh juga menambahkan dana untuk membuat bubur berasal dari dana masjid dan donatur jama’ah. Namun, bila tidak ada donasi dari jama’ah, pihak masjid akan tetap membuat bubur karena sudah ada dana yang disediakan.
“Bantuan dari masyarakat seperti, gula, kopi, susu, teh, beras dan minuman berbuka puasa di masjid,” tambahnya.
Mahmudin juru masak bubur suro, mengungkapkan sudah dua tahun terakhir sejak pandemi pembuatan bubur suro dipidahkan kerumahnya karena kurangnya Sumber daya manusia, tetapi tak menyurutkan niat untuk tetap membagikan bubur.
“Satu hari itu bisa lima kilogram beras yang digunakan dan jadinya bisa untuk 70 sampai 80 porsi, untuk pembagian bubur biasa dilakukan dua kali bisa mengambil lansung di rumah dan menungu pembagian di masjid pada saat berbuka,” ungkapnya
Lebih lanjut Mahmudin menjelaskan, pembuatan bubur dimulai dengan memasak beras dan air hingga mendidih sambil diaduk, kemudian masukan bumbu seperti lada, gula, garam, kecap manis, kecap asin, daging cincang, daun bawang dan daun sop.
“Seluruh proses pembuatan ini memakan waktu tiga jam dan harus di aduk terus menurus, tidak boleh berhenti,” tutupnya.